CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERISI MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERISI MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERISI MENJUAL DIRI PART2, Hasrat-Bispak46 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tidak ingin menantang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya malahan jadi bernafsu mengayalkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya malahan kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan pembicaraan saya telah tidak tertangani,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ucapnya, "Saya membikin kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan menyingkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi sesuai itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERISI MENJUAL DIRI PART2


Saya belum sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu hal yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Memanglah, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap dan begitu nikmat, sampai ada yang keluar tubuh saya sehabis itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah-engah, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian katakan, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Dan tidak diduga saja, Juragan telah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memang saya belum mengetahui banyak perihal tubuh lelaki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memaparkan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun gak dapat muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengin kumasuki."


Ini kali Juragan tak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tiada menanti jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan lagi nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, lebih lama makin cepat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga sampai gak dapat bicara, sekedar dapat ndesah serta njerit tidak karuan. Saya usaha mohon Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengetahui ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Tersirat pemikiran sesuai itu dalam kepala saya. Tetapi saya abaikan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta memohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apakah Kedengarannya saya. Muka saya nyata tampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan tampak puas.


"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya puas ndengar suaramu bila dientot… mbikin makin gairah. Kamu suka juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan serta bicara tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu jika kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa tujuannya Juragan, dan gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat sebab dientot Juragan. Namun gak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin gemar nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa gantengg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta pada akhirnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup dapat juga ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERISI MENJUAL DIRI PART2


Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga selanjutnya kebolehan saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya hingga luntur serta menempel di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk memerhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, apa lagi cocok awut-awutan ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, rupanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan getho? Habis ngapain kamu?"


Semua pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya terus mabur ke kamar. Saya segera membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih tidak yakin apa yang baru saja saya laksanakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya berduka atau malu? Apa saya harusnya bersusah-hati atau malu? Tidak tahulah… Namun yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang tengah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap saat saya penting uang, saya tidak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya ke lelaki.  ini gak betul, dan semestinya saya stop, namun bujukan uang terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tidak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Dan saat ini saya juga di kenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Telah malam, serta saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya bila ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang punyai tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tuturnya sekalian menggauli kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruh orang yang berada pada sana, sekedar ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang tidak laku-laku dikontrak karena terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka diantaranya serta saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertama kalinya?"


"Ah, gak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja seperti berikut lebih mudah memperoleh duit. Saya  tidak berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Dan selanjutnya, saya mendapat duit. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin eksper sebagai lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya jadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi…  siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya hingga sampai tahu masalah rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun jika sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya pula berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal baru. Umpamanya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun lambat-laun kebiasa juga.  Saya pun jadi tambah tahu dengan Juragan. Wanita yang ada pada photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi udah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sejauh ini kesepian, dan hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian  seperti saya. Saya pula jadi tahu kalau dahulu, pada waktu muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka seorang penari juga.  Cuman masa itu Juragan masih belum mempunyai apapun, apa lagi penari itu pula simpanan seseorang camat. Juragan hanya dapat lihat dan memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali karenanya pun Juragan terus meminta saya gunakan baju dan dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga suka jika dapat membikin Juragan puas. Tambah hari saya semakin terlarut di kehidupan sebagai penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pelepasan hasrat laki laki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya selalu memohon lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya terus melakukan karena hanya duwit. Semakin lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERISI MENJUAL DIRI PART2


Telah tak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya lantas kian berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah merasai tubuh saya, dan saya juga hamil… Alamiah, jika ingat demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur meskipun perut saya menjadi membesar. Serta saya pula terus tiba ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya telah memulai mencolok, dan beliau terlihat rada waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, antara seluruhnya konsumen setia saya, saya cuman dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  gak tahu. Barangkali karena setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Tergolong saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sekalian cakepgnya panik. Rasanya saya pengin membuat beliau gak panik. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berhimpun dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun sehabis saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu momen yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, namun masih tetap keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Tentunya ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun sebab masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan katakan itu seluruh sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila bukan dikarenakan yang pertamanya itu, kamu gak mesti hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama