CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART3, Hasrat-Bispak46 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang tentu belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang beberapa saat, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kayaknya Cie Fifi memanglah mempersiapkan kantung plastik itu untuk simpan celana dalamnya yang ia mengetahui akan dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal kalinya.

"Dasar. Udah orangya cebol, gak sadar kali kalaupun burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, soal yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengerang terbendung sewaktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ucapnya ingin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus mendesak nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, biar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta merintih kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat saya selalu usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal di Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku dapat usai lebih bisa cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuman dapat mengguman gak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali waktu saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya gak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap dengan terang.

Telat, Pandu udah membeberkan rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi bila dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak makin cepat. Dua murid bobrok ini bakal selekasnya melumatku di gudang ini, namun yang sangat kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Semestinya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu untukku buat pikir atau berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Selanjutnya dengan peringkat ke-2 kakiku yang selalu sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan dongkol saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan semua tehnik oralku supaya Pandu cepat gapai pucuk serta kedepannya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi tuntas nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok pada sisi bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menghardik.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Ingin rasanya saya menangis, tetapi saya gak ingin kelak kawan temanku terpenting Jenny malahan menanyakan bertanya jika kelak mataku tampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan selalu mengoral penis Pandu, sembari menanti hukuman yang bisa diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang terhambat waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, mengakibatkan kesan yang aneh waktu saya mengerti celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan lagi mengerang terbendung, namun saya gak lupa kalaupun saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mendesah serta meronta kesakitan waktu saya merasai pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi sewaktu saya melihat ke belakang untuk lihat apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat menyudahi semuanya ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Tetapi Dedi sungguh-sungguh ingin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini semakin jadi selesai.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, gak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah terhenti, tetapi sekarang saya gak punya alternatif lain, saya harus menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta menyudutkan bibir vaginaku.

Badanku menyebutng sejenak di saat penis Dedi memisah lubang vaginaku serta selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata mencegah sakit, serta seterusnya saya terus usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian pada dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh terhambat, dan saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Oleh karena itu saya mesti tambah menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti berusaha mencegah mual gara-gara berbau apek yang menimpa hidungku, pula saya mesti mencegah merasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharap pasienanku ini selekasnya usai. Saya pula mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek dan basah oleh keringatku seusai saya tuntas ditiduri oleh dua begundal ini. Seusai saya menyatukan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia ingin melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tidak sanggup meredam keasyikan service oralku.

Namun saya gak ingin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat membatasi badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat lantas penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan di saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semua cairan di mulutku ini, namun saya gak pengen Pandu dapat lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku barusan semestinya telah sukses. Saya benar-benar dongkol kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses kalahkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan teknik yang serupa buat mengeluarkan kedongkolanku pada Pandu. Saya terus mengisap penis dalam mulutku ini meskipun penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tapi saya belum pula tuntas dengannya.

Saya lagi menarik dan menghirup penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, dan waktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergolek sesudah saya serta beberapa doiku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menikamkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya akan meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Seusai Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti gak meyakini dengan yang barusan berlangsung.

"Brengsek, kamu tetap bisa bisanya mengolok saya", desisku dengan nada gemetaran sangking geramnya.

Situasi di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tiada pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya mesti beres-beres diriku dalam toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas mengangkut rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang siap untuk mengelap lelehan sperma di kitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil serta kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa membantu rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran bertukar udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastinya sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Kalaupun masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tidak ingin tertiban malapetaka buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya kembali ke arah ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Memuaskan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya sesudah sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan was-was.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong biar Jenny stop mengkhawatirkanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit tidak sedap sebab saya mesti tidak jujur di Jenny yang demikian memerhatikan serta mencintaiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, walaupun saya tahu ini ialah yang terbaik, ketimbang ada yang dengarkan percakapan kami saat saya mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi padaku saat lagi saya berada pada toilet, atau mungkin lebih pasnya di gudang barusan.

Namun selang beberapa saat Jenny udah kembali repot memikat serta menghinaku bab Andy. Manalagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang selayaknya mendidik di kelas kami tak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah merayuku, serta saya udah habis akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Dan saat saya tidak tahu harus melakukan hal apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih lagi dijalankan Andy? Apa yang kurang lebih berada pada ingatan Andy kini? Apa dia pikirkanku? Tau-tau saya telah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali sayang deh… sampai sampai saya gak dirasa kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindari.

"Begitu ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengen ngomong apa ya… saya pengen katakan, bila Eliza gak senang dengannya", Jenny menjawab dengan style cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah betul-betul baru-baru ini mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh getho dong… aku…", saya mulai was-was jika kalau Jenny bersungguh lewat kata ucapnya, serta saya serta terus merengek-rengek.

"Kalaupun begitu kamu tak boleh menghindari selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali merayuku.

"Aku…", saya gak dapat berujar apa manalagi dan mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian merapikan seluruh buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sehabis doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tau-tau ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat meratap saat saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin sampai kapan sich anyar suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan kuatir.

"Karena itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari memelukku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART3

Saya lihat ke seputarku, rupanya benar-benar kelasku ini telah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap juga saya khawatir bila ada yang dengar kata-kata mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak pengin Andy dengar gosip yang tidak tidak, saya tidak ingin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Tetapi, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen buat pisah pada mereka, agar saya tidak tanpa henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, bertepatan saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya tidak punyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Hingga sampai di kantin, hatiku jadi geli di saat saya lihat sang cebol. Saya terlintas perbuatan kejinya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha berlaku biasa. Ditambah lagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami dan minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama