CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART6, Hasrat-Bispak46 "Aaah…", saya menjerit seram saat tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, dan ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya makin gak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Berbudiin yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di samping kananku, dan ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan serta kirinya, saya tidak dapat ke mana-mana kembali.

Kengerian sedikit menimpaku waktu saya sadari badanku melayang-layang lumayan tinggi dari lantai, ditambah lagi dalam status semacam ini mereka bawa badanku keluar kamarku, selalu keluar hingga ke arah tempat jemuran busana.

Tetapi yang paling membuatku was-was yakni kepala Wawan yang ada pada ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang jelas paras Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, benar-benar dekat. Suatu jilatan yang telah dilakukan Wawan mulai pembantaian kepada diriku, serta saya menggeliang kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya mesti melenguh waktu Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpasang di hadapannya, dan badanku mengartikulasikanng luar biasa tidak bisa kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan keasyikan yang kualami, pak Bijaksanain dan Suwito meningkatkan pengidapanku. Mereka menyibak bra yang membalut payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang berada pada hadapan mereka. Saya mulai tidak mampu terima semuanya rangsangan ini, badanku menggeliang dan mengartikulasikanng tidak bisa kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mendesah dan meminta.

Tiada jawaban pada mereka atau sinyal tanda mereka ingin dengarkan permintaanku. Mereka bertiga lagi merayu ke-2  puting payudaraku, pun bibir serta lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam kepuasan ini, hasratku udah naik gak karuan, dan rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek pada lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART6

Namun memanglah salahku pula sich, terlihat sakit hati tiga pejantan ini sangat besar seusai saya berkali kali merayu dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka betul-betul gak memedulikan permintaanku serta dengan kejam mereka lagi menyiksaku.

Saya tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk serta meliuk, kepalaku hingga sampai terdongak karena enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Lantaran status badanku yang seperti berikut, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, dan rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga serempak menyudahi tindakan mereka, tetapi mereka melepaskan badanku selalu melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mendesah perlahan-lahan, dalam hati saya berasa sedih sebab nikmat yang menyerangku ini jadi redup waktu mereka stop demikian saja semacam ini.

Tetapi saya cuma diam, saya gak pengen bercakap apa apa, mengharap atau melakukan perbuatan apa saja, walau diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan nafsu masih yang menimpa badanku.

"Non Eliza pengen turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menjauhkan bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku benar-benar tak berfaedah. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku terus berada di hadapan muka Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Terus apa tanggung-jawab non barusan telah membikin kita kita tegangan tinggi waktu tonton non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lantas menyesap puting payudaraku yang berada di hadapannya sampai saya menggeliang serta melafalkanng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok malahan saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang berang??", dari meminta saat ini saya jadi tidak setuju dengan kecewa sekalian mengendalikan nafsuku saat Wawan dan Suwito repot menggempur wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito menyudahi gempuran mereka, dan mereka sama-sama berpandangan sementara.

Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, tapi saya tidak dapat lakukan perbuatan apa saja pada saat badanku masih melayang-layang sebagai berikut dengan ke-2  tangan dan kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tak mau tahu, intinya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza telah membikin kita kita ngaceng berkali kali tanpa hasil sejak mulai pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan gara-gara siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya pengin meronta, saya ingin meminta supaya mereka melepaskanku ini hari saja, sebab saya tidak pengin pada kondisi lemas saat terima telephone Andy malam nanti. Saya ingin nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tanpa ada siksaan rasa pegal maupun mengantuk karena kecapekan.

Namun tidak lama kemudian saya telah tidak bisa kembali berpikir tenang. Saya mengesah rintih kenikmatan waktu ke-2  pergelangan tanganku dicekam oleh pak Bijaksanain serta Suwito, serta tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba dan membelai perutku, sementara itu mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya ini masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru ini kali mereka bertiga menyiksaku dengan sejahat ini. Seluruhnya kesan keasyikan yang kurasakan ini begitu istimewa serta merisaukan pikiranku.

Pada akhirnya saya menunjuk nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, dan saya cuman dapat mengharapkan malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku mengartikulasikanng berulang-ulang, pinggangku meliuk serta meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tanpa dapat kutahan kembali, saya mesti berserah dirundung orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi serta menggeliang luar biasa membebaskan pergolakan liar ini, dan sekali ini tidak ada satu juga pada mereka yang pengen mengampuniku kendati pun saya meminta seperti apa saja.

Sampai sekali ini mereka semakin memperhebat siksaan mereka padaku. Saya rasakan lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, serta tersebut ditambah lagi bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", suatu cucupan yang sangat kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap lanjutan tulang di semua badanku lepas waktu saya mesti mengartikulasikanng top gara-gara tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijaksanain dan Suwito gak lepas walaupun saya mengulet seperti apa saja. Mereka menutup ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing serta tangan mereka yang satunya seperti tidak suntuk mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang ketahan seperti berikut, saya terasa tidak memiliki daya sampai sekedar untuk lepaskan pergolakan orgasmeku. Namun diam diam saya jadi sangat suka diberlakukan seperti berikut oleh mereka, serta saya benar-benar nikmati ketidak memiliki dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Sudah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang terengah-engah.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi sewaktu jawaban yang kuterima merupakan pagutan Wawan pada bibir vaginaku.

Namun cuma sesaat saja, Wawan telah menyudahi pagutannya. Serta dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku terkait lemas dengan ke-2  tanganku yang masih tetap melingkar di leher pak Berbudiin serta Suwito, dan ke-2  pergelangan tanganku yang masih terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART6

Saya memandang Wawan ke arah pintu yang membataskan sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, serta dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu di sisi luarnya.

Seterusnya Wawan tutup serta mengancing pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sekalian melihatku dengan senyuman penuh hinaan, seakan ingin menyampaikan jika sekali ini saya tidak mungkin dapat lolos.

Tau-tau saya kaget karena saya sadari satu soal. Bukan masalah saya telah tak kemungkinan dapat larikan diri, sebab saya udah ketahui kalaulah saya usaha lari ke bawah, pada akhirannya di bawah kelak saya mesti terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta bakal lekas ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka memutuskan tempat jemuran pakaian ini untuk tempat sebagai menggasak diriku? Di daerah yang sangatlah terbuka ini, bagaimana bila kelak rintihan dan lenguhanku hingga sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana kalaupun kami sampai kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa berencana lihat mengarah rumahku?

"Wan… tak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Biar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara menghina.

"Nggak… bukan begitu Wan… saya takut bila di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak bakal lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya kalaupun begitu non tidak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan sekehendak hati, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sembari menempatkan paras cemberut, namun selang berapa saat badanku menyebutng sewaktu ke-2  payudaraku telah kembali diremas remas oleh pak Bijakin serta Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengesah serta menggeliang, di antara kenikmatan dan kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan lagi merapat, dan saat ini penglihatanku berpindah menjurus pada penis Wawan itu telah tegak mengacungkan itu, yang siap untuk mengeduk serta menyetubuhi lubang vaginaku.

Di saat Wawan udah membungkuk di hadapanku serta ke-2  pahaku yang kurapatkan semenjak barusan ini diperenggang olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan sadis dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mengerang perlahan sewaktu kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya terus pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membikin jantungku berdetak cepat.

"Mmmhh…", saya kembali mengerang sewaktu kurasakan sebuah jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Ditambah lagi dengan remasan remasan halus di ke-2  payudaraku oleh pak Bijakin serta Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang sekarang telah berganti menjadi  pagutan penuh hasrat pada bibirku, semuanya ini membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku terasanya lemas. Kalaupun waktu ini ke-2  tanganku tak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan dan kiriku ini, ke-2  kakiku ini pastinya gak sanggup menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba menghentikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang memunculkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Sedangkan saya lagi mengerang terbendung saat lagi bibirku terus dipagut Wawan sesuai ini, serta napasku mulai habis. Saya kian teraniaya dalam kesenangan ini. Saya tidak dapat meronta, badanku rasanya begitu lemas, tenagaku musnah entahlah ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharapkan dia ketahui kodeku bila saya sudah memulai menanggung derita lantaran kekurangan napas. Tetapi Wawan malahan menambahkan siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART6

Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menghirup serta menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya tidak dapat bernafas kembali lantaran pergolakan birahi yang menerpa diriku ini semisal menyumpal dadaku.

"Oooh…", saya mengeluhkan lega di saat pada akhirnya Wawan melepas pagutannya sesudah bahagia menyesap seluruh air ludah dalam mulutku ini.

Napasku terengah gak karuan sesudah barusan saya cukuplah lama kekurangan napas. Saya usaha mengontrol napasku ini, tapi cubitan nakal Suwito pada puting kanan payudaraku ini membuat napasku kembali mengincar.

Dan waktu pak Bijakin meremas kuat payudara kiriku, serta menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kesenangan nikmati semuanya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali meratap di saat Wawan dengan sesenang hati mengambil jemari tangannya yang mulai sejak barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak pengin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya ingin meminta pada Wawan biar dia ingin masukkan jemari tangannya kembali, atau justru masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Tetapi saya masih lumayan sadar untuk melindungi harga diriku jadi nona majikan mereka. Jadi saya mau tak mau diam dan pejamkan mataku, sembari mengharap mudah-mudahan Wawan lekas memikat lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh lambat waktu rasakan suatu yang tebal, hangat dan basah tekan bibir vaginaku.

Saya membuka lagi mataku. Rupanya waktu ini Wawan tengah berjongkok di depanku serta menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin permainkanku, menganiaya diriku yang telah terbenam dalam luapan birahiku ini.

Seterusnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengesah kesenangan, badanku kembali menggeliang, kurasakan cairan cintaku kembali menetes.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dan kesan yang hebat menimpa diriku saat tau-tau Suwito menyergap serta memagut bibirku, sedang pak Berbudiin yang masih tetap menyusu di puting kiri payudaraku, saat ini  meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja karena ditinggal oleh Suwito yang saat ini repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mengesah nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang sedang dilakukan tiga pejantanku ini, dan saya cuma dapat mengguman tidak terang lantaran bibirku yang dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya belumlah cukup, sekarang Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu menarik lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri serta ke kanan, ke atas dan ke bawah, bikin mataku terbeliak, badanku mengartikulasikanng dan menyebutng.

Saya tentu sudah menjerit kenikmatan jika bibirku sedang tidak dilumat oleh Suwito semacam ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengerang panjang dan badanku tersentak sekian kali iringi orgasme dahsyat yang menyerang badanku.

Otot perutku menyebutng sampai ibaratnya akan kram, menghadirkan rasa nikmat antara merasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya itu masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang semakin jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk selalu orgasme.

Saya rasakan cairan cintaku membanjir sangat banyak. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu tidak lepas walaupun saya menggeliang seperti apa saja. Dan seluruh cairan cintaku yang selalu meluluh itu dicucup serta diseruput Wawan hingga habis.

"Mmmhk…", saya mendesah kurang kuat, pasrah.

Tidak ada yang dapat kulakukan selainnya menggelepar, meronta, mengesah ketahan. Tapi gelombang orgasme yang menderaku ini benar-benar tak menyurut, karena Wawan lagi mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sedang Suwito gak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Bijakin masih tetap semangat memagut puting kanan payudaraku.

Mereka lagi menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY PART6

Sehabis sesaat disiksa semacam ini oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya telah lemas dan cuman dapat pasrah terima seluruhnya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa tidak mempunyai daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas di saat Suwito membebaskan pagutannya, serta saya harus melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, meningkatkan semua kesan nikmat yang telah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengesah serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang sedang dilakukan Suwito waktu ini demikian mesra, membuatku makin kebingungan serta tidak tahu harus lakukan perbuatan apa. Jantungku berdetak cepat, sementara itu orgasmeku benar-benar tidak berkurang.

"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tapi saya kembali mengesah di saat tau-tau kurasakan suatu yang hangat di leherku.

Saya tidak lagi rasakan kuluman pada puting kanan payudaraku, mempunyai arti pasti pak Bijakin yang menggeser gempurannya pada leherku ini.

"Pak Bijakin juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian kepada diriku ini.

Namun mereka mana pengin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya lagi menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah.

Namun lidah yang nakal itu masih tetap main di lubang vaginaku, menyerang serta mengeduk tiada ampun. Daun telinga kiriku selalu dilumat secara lembut, lalu jilatan dan ciuman di leherku ini… pun seluruh rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah pada sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak sanggup terima siksaan orgasme untuk orgasme yang selalu menderaku mulai sejak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama