CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY, Hasrat-Bispak46 Telah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Walau saya telah berasa cukup lebih enak, saya masih ingin bermalas-malasan, serta melepaskan badanku yang telanjang bundar dan terpendam dalam bedcover ini terus terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Adakalanya saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku dan wanginya berbau rambutku ini.

Serta saya telah kembali tersenyum senyuman sendiri karena saya terlintas peristiwa dalam hari tempo hari bersama Andy, mulai dengan sikap canggungnya di sekolah saat temaniku hingga balik ke kelasku, serta yang paling membuatku berbahagia yakni SMS Andy malam harinya, yang memperingatkanku biar selekasnya istirahat serta tidur sebab dia ketahui saya kelelahan.

Akan tetapi, Andy tahunya saya kepayahan lantaran belajar sampai malam, tidak dikarenakan ngeseks berkali kali mulai sejak tempo hari lusa. Saya menyaksikan jam kamarku, rupanya telah jam 5:10 pagi. Jadi saya menarik napas panjang, siap-siap meniti ini hari yang tidak tahu akan berikan warna apalagi di kehidupanku.

"Auw…", saya mengeluhkan perlahan-lahan sewaktu saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal saat kupakai jalan, juga lubang vaginaku adakalanya berasa sedikit nyeri. Rupanya badanku belum juga sembuh betul selesai tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Walau sebenarnya saya telah istirahat semalam tanpa ada masalah, juga saya udah tidur lebih mula seusai terima SMS Andy sekitaran jam 9 tempo hari malam.

Saya ambil langkah tertatih tatih ke dalam lemari bajuku buat ambil bra dan celana dalamku, pula seragam putih abu abu. Peduli benar-benar dengan intimidasi Dedi, ini hari saya menetapkan untuk pakai celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya terasa sangat resah, mengayalkan rekan temanku di sekolah tahu bila saya tak memakai celana dalam. Kalaupun kelak Dedi menyusahkanku, saya telah pasrah.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY

Kadang-kadang saya meratap, sewaktu merasa sakit yang menimpa betisku ini mengusik cara kakiku. Sampai saat ini saya anyar rasakan kalaupun otot perutku  sedikit kejang, seperti habis mengerjakan sit up berkali kemungkinan.

Akan tetapi perlahan-lahan saya mengetahui satu perihal yang aneh, tidak tahu mengapa saya jadi nikmati terasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… waktu pagi pagi sudah rusuh gini…", saya menggerundel serta memarahi diriku sendiri.

Karena itu saya usaha tidak untuk membebaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Selesai saya gantungkan semuanya lembar busana yang bakal kukenakan namun juga handukku, saya mengancing pintu kendati pun saya masih ingat kalaupun pintu kamarku terkunci. Tetap rasanya aneh bila saya harus mandi tanpa menggembok pintu kamar mandi, serta saya tak mau kalaupun saya jadi biasa begitu.

Saya mulai menganakemaskan badanku dengan shower air hangat dan cairan sabun mandiku yang harum, halus beri kesegaran. Sesudah usai, saya lekas keringkan badanku dan kenakan bra dan celana dalamku, lalu saya tuju meja dandanku menyaksikani bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu sudah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuman untuk Andy… kalaupun nantinya Andy tahu kamu sudah tidak virgin, apa Andy masih ingin sama kamu?", saya bercakap di bayang-bayang diriku di cermin, serta sekarang hatiku jadi sendu.

Saya mulai pakai pakaian dan rok seragam sekolahku. Rasa pegal di ke-2  betisku telah berasa sedikit menyusut. Sesudah mematikan AC kamarku, saya mengecek sejumlah buku yang berada di tas sekolahku, menegaskan tiada yang ketinggal dan tidak lupa saya masukkan smartphoneku ke tas.

Lalu saya kenakan sabuk yang umum kupakai ke sekolah dan siap-siap untuk mengatur performaku di muka meja dandanku, waktu tiba-tiba saya dengar hpku mengeluarkan bunyi, serta dari deringnya saya tahu jika ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari handphoneku, dan selekasnya membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu telah lebih enak? Saya berharap ini hari kamu telah lebih sehat dan tidak lelah.'

Di saat saya menyaksikan nama pengirimnya yaitu Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku terus menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban jika saya telah lebih sehat namun juga tidak letih. Saya suka sekali lantaran saya terasa Andy mulai berani berikan perhatiannya padaku.

Seusai saya simpan telpon selulerku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap mengatur tampilanku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sekalian menyisir rambutku sampai kelihatan rapi serta elok megar, lalu saya memberi sedikit bedak di mukaku.

Ini hari saya pengin tampak lebih elok dan menarik didepan Andy, serta saya memoleskan lip gloss sesuai kebutuhan pada bibirku.

"Andy… bila saja kamu tahu… saya puas dengan perhatian yang kamu kasih padaku…", saya mengguman perlahan sembari menyaksikani diriku di cermin pastikan tidak ada yang keliru dengan tampilanku.

‘tok tok tok…', kedengar suara ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya menanyakan sekalian ambil tas sekolahku, lalu saya ambil langkah mengarah pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, dan berterima kasih pada Sulikah. Seterusnya saya mengancing pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada di sisi rack sepatu, serta saya menggunakan kaus kaki dan sepatuku.

Tau-tau saya tersadarkan, tidak tahu mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya menanyakan bertanya-tanya.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang tetap menatapku denganc penglihatan terpukau.

"Thanks ya", saya tersenyum suka.

Dalam hati saya mengharapkan di sekolah kelak Andy juga memujiku sesuai ini, kendati pun kalaupun menyaksikan Andy yang malu-malu seperti tempo hari, rasanya keinginanku itu tidak bisa diwujudkan sekencang itu.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya turun ke ruangan makan untuk nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin berkurang dari umumnya, lantaran tiba-tiba saja saya takut jadi gendut. Saya tidak pengin jadi nampak tidak menarik buat Andy. Secara sekejap saya mengakhiri sarapanku, serta sesudah membersihkan tangan dan mulutku, saya mengambil langkah ke arah garasi.

Di situ saya memandang pak Berbudiin lagi mengelapi mobilku. Waktu saya merapat, pak Berbudiin yang melihatku saat itu juga hentikan kerjanya, dan dia menatapku seperti anyar pertamanya kali melihatku saja.

Demikian pula Wawan serta Suwito yang pada awalnya sapu langit langit di garasi, saat ini terdiam melihatku sembari selalu menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijaksanain, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza telah ingin pergi sekolah nih", saya berujar di pak Bijakin sembari menunjuk lap yang ada pada atas kap mesin mobilku.

Tak ada jawaban dari pak Bijaksanain yang cuman mengangkut lap itu dari kap mesin mobilku, dan konyolnya dia lakukan itu sekalian terus menatapku. Di saat saya menyaksikan sekitar, saya memandang Wawan dan Suwito  punya sikap sama, mereka selalu mematung sekalian menatapku.

"Hei! Kalian semuanya mengapa sich? Tidak lihat cewek cakep ya?!", saya berencana memarahi dengan nada yang lumayan keras sampai semua terperanjat.

Suwito sampai nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, sedang Wawan dengan paras terkaget jatuhkan sapunya. Pak Berbudiin sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya mengendalikan tawa memandang reaksi mereka bertiga ini, tetapi saya usaha masih memasangkan muka seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras sangat suaranya… membuat terkejut saja!", gerutu pak Bijakin lalu mulai dekatiku.

Wawan serta Suwito turun dari bangku mereka, serta mereka berdua memulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang benar-benar kukenal, penglihatan mata mereka di waktu mereka demikian gaungs serta bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY

"Eh eh… kalian ingin apa? Gak! Tak ingin!!", sadari apa yang hendak dikerjakan oleh pak Bijakin, Wawan serta Suwito, saya berseru kuatir serta cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya menutup pintu mobilku saat sebelum mereka sukses tangkapku.

Namun saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, biar saya dapat dengar apa kata mereka, pun agar mereka dapat dengar jawabanku yang benar kuusahakan buat bikin mereka kian dongkol.

"Marilah non Eliza… Sekejap saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng dan mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang udah terkunci ini.

"Tak mau! Tak mau! Kelak bajuku lecek! Intinya tidak mau!", saya menjawab dengan suara yang lumayan keras dan menggelengkan kepalaku berkali kali, tetapi saya berniat mengerling menjurus mereka, dengan jenis yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya berasa seram mengandaikan apa yang bisa terjadi bila waktu ini saya sampai ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah lantaran didesak layani gairah birahi mereka lebih dulu.

Selesai sekian kali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab permohonan mereka yang selalu memaksakan saya turun tidak lama, pada akhirnya mereka berserah  dan kembali meneruskan tugas mereka. Pak Berbudiin mengelap mobil mamaku, dan Wawan dan Suwito kembali naik ke bangku tadi mereka gunakan serta menambahkan sapu langit langit garasi ini.

Sembari tersenyum senyuman karena menganggap menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Serta saat saya menyaksikan mereka bertiga pura pura gak tahu kalaupun mereka harus memberikan pintu garasi namun juga pintu gerbang buatku, saya mendesak klakson mobilku sampai mereka terkaget serta semuanya alat bersih bersih yang berada di pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya telah tak tahan kembali serta saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Berbudiin yang terdekat dengan mobilku tampak bersungut sungut sembari membuka pintu garasi dan pun pintu gerbang, dan Wawan dan Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan suka, meskipun saya tahu sehabis pulang sekolah kelak mereka bertiga akan membalasnya sakit hati padaku, entahlah lewat langkah menjadikanku piala bergilir maupun piala bersama. 

Namun saya gak peduli, toh tanpa kugoda seperti barusan juga mereka bertiga telah berkali kali menjadikanku betina mereka waktu tidak ada siapa siapa di dalam rumah.

Tidak tahu kelak apa yang bakal mereka kerjakan padaku sehabis seluruh yang kulakukan ini, jika kelak saya sungguh-sungguh harus sendirian dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya merinding seram memikirkan perbudakan apakah yang mesti kujalani selesai saya pulang sekolah kelak.

Seusai pintu terbuka seluruhnya, saya lekas melesatkan mobilku ke sekolah. Saya tidak ingin pikirkan apa yang bakal berlangsung dengan diriku kelak, sebab di pikiranku sekarang cuma ada sebuah perihal, adalah saya mengharapkan ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa karena hanya argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu buatku saya mengharapkan ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, dan ini kulakukan istimewa cuma untuk Andy. Saya pengin Andy nyata-nyata ketarik padaku.

II. Asa Elok Di Pagi Hari

Masih 15 menit sebelumnya bel masuk sekolah mengeluarkan bunyi waktu saya hingga di parkir sekolah. Jantungku berdegap kuat sewaktu saya menyaksikan Andy anyar turun dari mobilnya. Serta saat saya menyaksikan tempat kosong di sisi mobil Andy, rasanya saya seperti mimpi elok, dan saya suka sekali.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY

Saya gak pengin mimpi cantikku ini lesap demikian saja, karena itu saya selekasnya meluncur serta memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy nampaknya langsung mengenal kalaupun ini ialah adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku dan dengan sabar dia tungguku tuntas memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil serta mengancing pintu, serta kami berdua sempat sama-sama pandang untuk beberapa lama waktunya. Lantas Andy tundukkan parasnya saat saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya mengambil langkah dekati Andy, yang sekarang anyar kusaksikan jika mukanya merona merah.

"Hai Andy… thanks ya semalam, mm… pula barusan pagi… saya sudah sehat kok,  telah gak demikian letih seperti tempo hari", kataku perlahan.

Hatiku kian terlena di saat saya menyaksikan muka Andy yang ganteng itu tersenyum halus. Namun Andy masih juga menunduk seperti gak berani melihatku dan saya tersenyum geli menyaksikan kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali karena Andy selalu menunduk tiada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", suara Andy kedengar demikian takut.

"Saya mengapa?", saya ajukan pertanyaan dengan senyuman iseng.

"Aku… anu… saya puas kamu sudah tak sakit", Andy menatapku selintas, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya telah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berbicara dengan girang.

Sesungguhnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharap kalaupun kelanjutan ujaran Andy barusan itu yakni sanjungan dari Andy bila saya tampak elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sebetulnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau bagaimanapun, kata-kata Andy barusan itu terus membuatku tersenyum berbahagia.

Saya udah meyakini sekali jika Andy senang padaku, dilihat dari sikapnya yang selalu salah tingkah seperti berikut dan kata-kata Andy barusan memperlihatkan kalaupun Andy sangat peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga sampai ke kelasmu, Eliza?", Andy ajukan pertanyaan dengan nada perlahan.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengacaukank suka, namun Andy menunduk demikian dalam serta dia mustahil dapat melihatku. Saya tersenyum geli menyaksikan Andy yang demikian canggung dan salah tingkah di depanku. Apa ini sebab dia pula jatuh cinta padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, serta sewaktu dia mengangkut parasnya menatapku, saya mengacaukankkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku dan sekali ini dia tersenyum, entahlah puas atau malu, atau juga ke-2 nya. Saya tidak meyakini, namun saya terasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya gak tahu kalimat apa yang dapat melukiskan hatiku saat ini, yang pasti saya rasakan pada pagi ini hari saya memperoleh impian yang cantik. Dan saya benar-benar berbahagia waktu Andy lagi mengambil langkah di sampingku, biarpun Andy yang adakalanya melihat serta tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Sama dengan tempo hari, saya merasai beberapa tatapan iri dari banyak siswa cewek yang melihatku jalan ke arah kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya berasa senang serta puas, walau sesungguhnya kami berdua ini belum dengan status sepasang pujaan hati. Serta saat ini kami berdua keduanya sama diam sekalian selalu ambil langkah, hingga selanjutnya kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… terimakasih ya", saya mohon pamit pada Andy.

"Aku… saya  ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan grogi sekalian angkat tangannya.

"Iya", saya menjawab sekalian balas mengangkat tanganku.

Saya tersenyum senyuman sembari mengambil langkah masuk ke kelasku. Namun sewaktu saya menyaksikan Jenny yang dengan senyuman jailnya itu menatapku serta tungguku di bangkunya, saya menghela napas panjang sembari lagi mengambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya telah pasrah, ini hari saya tentu dibujuk serta diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA BOHAY

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tiada insiden spesial, selainnya Jenny yang repot merayu serta mengejekku mengenai Andy, pun Sherly yang turut jadi parah kondisi pada waktu kami kumpul di kantin pada pukul istirahat pertama dan, juga saat pukul istirahat ke-2  seperti saat ini kini.

Serta kalaupun kebanyakan saya selalu usaha membalasnya ledekan mereka, sekarang saya cuma dapat menghindari atau tersenyum malu, meski hatiku rasanya suka sekali. Untung saja bel tandanya jam istirahat ke-2  selesai ini telah keluarkan bunyi.

"Simak deh… wajahnya sampai merah ini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sindir Sherly dan mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini tidak mesti pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian selalu ngeledek saya,  ngetawain saya. Kalian jahat!", saya bersungut-sungut dan merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini telah tidak kok. Cup cup… tidak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sembari merengkuh tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang serta memberikan tanganku yang ada pada gandengan tangannya itu pada Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu  rasanya memikir diriku jadi rebutan Jenny dan Sherly seperti berikut, namun saya menurut saja sewaktu Sherly menggamit tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama